Rss Feed

My Playlist

SOLO, ada apa denganmu ??

Sudah lama aku tidak mendengar gemericik air hujan di kotaku ini, sepi, panas, kering, itulah yang dirasakan warga kota Solo. Pembaca yang warga Solo, sepakat denganku? Padahal sekarang sudah memasuki bulan Oktober, yang seharusnya waktu musim penghujan. Banyak orang dari negeri sebelah (seperti: Sukoharjo, Karanganyar, dsb) bercerita bahwa kampung mereka sudah diberi hujan oleh Allah, bahkan hujan deras. Namun, mengapa sampai saat ini Solo belum diberi??
Sering langit nampak mendung, namun hujan belum juga mau turun. Pernah suatu ketika ada percikan air hujan, namun itu hanya berjalan 2 detik. Setiap hari banyak warga yang mengeluh hawanya panas sekali, apalagi saat bulan Ramadhan kemarin, kebanyakan mereka yang muslim tidak tahan/ tidak kuat untuk puasa dikarenakan memang sangat luar biasa panasnya. Jadi ingat Ramadhan tahun lalu, setiap hari sepulang tarawih pasti hujan, seringnya bawa payung. Sekarang? Sangat bertolak belakang.
Selain itu, keluhan warga adalah kesulitan mencari air bersih. Banyak warga yang menggali lagi sumur mereka karena memang air tidak mau muncul ke permukaan. Mereka yang tidak menggunakan sumur timba, sama saja keadaannya, sumur pompa pun tidak mau mengeluarkan air. Hanya bisa mengandalkan air PAM, itupun yang mampu membeli air PAM, Alhamdulillah kebanyakan warga mampu membeli.
Namun bagaimana dengan yang tidak mampu? Membayangkan nasib saudara yang di Wonogiri, Gunung kidul, pasti lebih parah kondisinya. Harus mengangsu air dengan jarak yang jauh dalam kondisi cuaca yang sangat panas seperti ini. Kemarin aku habis mengunjungi daerah itu, aku melihat gunung warnanya berubah menjadi coklat muda, sawah-sawah kering semua dan tanahnya sampai pecah-pecah.
Belum lagi di kampungku (Sumber), ada saja masalah. Ada perbaikan talut (tembok penahan) sehingga aliran sungai terpaksa harus dihentikan dan akibatnya terjadi permusuhan dengan bagian Perikanan (Balekambang) , juga akibat yang cukup meresahkan warga adalah banyaknya jumlah nyamuk yang berkeliaran disebabkan air sungai yang dibiarkan menggenang karena tidak bisa mengalir.
Mengapa semua ini terjadi pada Solo?? Apakah Allah sedang memberikan sebuah peringatan untuk warga Solo? Mungkinkah ini azab dari Allah? Karena memang di Solo ini terkenal akan banyaknya kemaksiatan yang dilakukan disini. Ada seorang bilang, Kalau kamu ingin jadi orang yang sholeh pergilah ke Solo, tapi kalau kamu ingin jadi orang yang rusak juga pergilah ke Solo. Maksudnya, di Solo orang yang baik sekali itu banyak, namun orang yang rusak sekali itu juga banyak, Solo terkenal dengan kota ghali (baca: preman).
Rasanya sedih melihat keadaan ini. Kapan semua ini akan berakhir??
Ya Allah, maafkanlah jika semua ini terjadi karena kesalahan kami (warga Solo). Berikan kami kemampuan untuk mengambil hikmah dari setiap yang Engkau cobakan. Kami memohon kesabaran untuk menerima ketentuan-Mu ini. Dan untuk mereka yang mungkin membuat Engkau murka, mohon ampunilah mereka, bukakanlah hati mereka dan berikan hidayah-Mu untuk mereka. Ya Allah, kami sangat berharap Engkau tidak perpanjang lagi penderitaan ini. Kami yakin, Engkau pasti akan beri yang terbaik.


Aku Rindu Kesejatian Cinta


















Ya Allah,

Terkadang hati ini resah,
Resah akan perasaan yang tak menentu,
Engkau tahu perasaan hatiku?
Aku sulit untuk menjelaskannya.

Rindu,
Mungkin inilah perasaan itu.
Rindu pada siapa?
Rindu akan kesejatian Cinta.

Rasa hati ingin selalu ada yang menemani,
Hari-hari merajut Cinta untuk-Mu,
Dengan dia belahan jiwaku,
Dengan dia yang dari tulang rusuknya,
Aku Engkau ciptakan ya Rabb,
Untuk dilindung dan dikasihi,
Dengan dia yang slalu mengingatkanku,
Akan luasnya samudra Cinta-Mu,
Dengan dia yang slalu mengajak Cinta pada-Mu,
Dalam mahligai kasih yang suci.

Aku rindu bertemu dengannya ya Allah,
Karena aku ingin menunjukkan pada-Mu,
Bukti Cinta Sejati itu.

Sungguh,
Aku rindu akan kesejatian Cinta itu.
Aku ingin memberikan Cintaku,
Sepenuh jiwa hanya untuk-Mu,
Segala Cinta tertuju pada-Mu,
Cintaku padanya,
Adalah sarana menjemput Cinta-Mu.

Andai Engkau belum berkehendak,
Pertemukan kami di dunia ini,
Pertemukanlah kami di Surga nanti,
Biarkan kami memadu kasih disana,
Dalam singgasana yang megah.

Oh, aku terlalu berharap.
Jiwa sendiri saja masih rapuh,
Sudah berandai-andai masuk Surga.

Meski ku Rapuh dalam langkah,
kadang tak setia kepada-Mu,
namun Cinta dalam jiwa hanyalah pada-Mu.
Maafkanlah,
bila hati tak sempurna mencintai-Mu,
dalam dada kuharap hanya diri-Mu yang bertahta.
(opick_Rapuh)

Ya Allah,
Jadikanku seorang wanita sholehah,
Hiasan dunia yang menyejukkan mata,
Jadikanku permata yang dicari,
Yang slalu menjaga kehormatan diri,
Dalam masa-masa penantian,
Menjemput kesejatian Cinta.

_yg rindu akan kesejatian Cinta